
Portalika.ID [WONOGIRI]-Sejumlah 24 orang dari lima unsur anggota Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Wabah Virus Corona (Gustu PP Covid-19) Kabupaten Wonogiri mengikuti pelatihan pemulasaran jenazah pasien positif Covid-19, Jumat (17/4/2020) di RSUD dr Soediran Mangoen Soemarso (SMS) Wonogiri. Kelima unsur adalah SAR, BPBD, PMI, anggota TNI dan kepolisian di Wonogiri.
Kepala Instalasi Pemulasaraan RSUD dr SMS Wonogiri, dr Lilik Tri Asmoro, mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir dan menolak pemakaman pasien Covid-19 di permakaman umum. Dia mengatakan perwakilan dari lima unsur diharapkan jika ada jenazah atau korban Covid-19 tidak hanya petugas rumah sakit yang menangani.
“Masyarakat bisa mandiri melakukan pemulasaraan jenazah. Namun relawan atau masyarakat bisa menangani juga,” katanya.
Jadi, tegasnya, warga tidak usah khawatir ketika terjadi lonjakan korban Covid-19 karena petugas dan relawan bisa menangani. Pelatihan dilakukan sehari. Peserta langsung diajak praktik di kamar jenazah RSUD SMS Wonogiri.
Apakah cukup dengan 24 orang untuk menangani wilayah Wonogiri? Lilik menjelaskan ke-24 peserta merupakan unsur organisasi sehingga bisa berbagi ilmu dengan teman-temannya. “Jadi peserta perwakilan dari setiap unsur [organisasi] dan bisa berbagi ilmu bisa ditularkan ke temen-temennya yang belum tahu. Tidak semuanya harus datang” jelasnya.

Lebih lanjut Kepala Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD dr SMS Wonogiri ini, berharap masyarakat tidak khawatir dan menolak jenazah pasien Covid-19 karena petugas telah melaksanakan prosedur penanganan pasien Covid-19. “Jadi tidak usah khawatir, tidak usah menolak karena jenazah sudah aman, penanganan sudah sesuai SOP.”
Pantauan Portalnya.ID, petugas pemulasaran mengenakan APD lengkap, kaus tangan, sepatu boots, dua masker, face shield, kacamata dan baju seperti wearpack plus penutup kepala. Jenazah berkali-kali disemprot disinfekfan setiap dibersihkan. Setelah dikafani dibungkus plastik tiga lapis.
Petugas seusai memandikan melepas satu per satu pakaian secara urut mulai dari sapu tangan kemudian cuci tangan dengan sabun hingga melepas sepatu boots. Setiap melepaskan bagian APD yang dikenakan cuci tangan dengan sabun. Sedangkan sebagian APD dimusnahkan dan sebagian lagi disemprot disinfekfan biar kembali steril.
APD sekali pakai disatukan dalam plastik dan dibuang sesuai mekanisme pemusnahan barang medis. APD itu seperti sarung tangan dan masker.
Peserta pelatihan dibagi dalam kelompok dengab masing-masing kelompok terdiri lima orang. Targetnya peserta bisa memandikan dan mengkafani jenazah secara baik dan benar, sesuai standar protokoler penanganan jenazah wabah virus corona.
Peserta mendapatkan pembekalan dan pengetahuan tentang tata cara memakai maupun saat melepas APD sebelum dan setelah mengurus jenazah Virus Corona.
Dandim 0728/Wonogiri Letkol (Inf) Imron Masyhadi, menekankan kepada seluruh anggota, agar memperhatikan detail apa-apa yang disampaikan dari dinas kesehatan, karena risiko yang sangat besar akan didapat apabila salah dalam penanganan jenazah yang terkena virus corona.
“ Perhatikan cara memakai APD yang benar dan secara urut satu persatu, terlebih pada saat melepas APD karena kita sudah kontak langsung dengan jenazah. Jangan sampai salah dalam menangani jenazah karena resiko tertular virus corona sangat besar.”
Hadir di acara itu, Dandim 0728/Wonogiri, Kapolres Wonogiri, AKBP Cristian Tobing, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri, dr Adhi Dharma, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto. (Triantotus)
Portalika.ID [WONOGIRI]-Sejumlah 24 orang dari lima unsur anggota Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Wabah Virus Corona (Gustu PP Covid-19) Kabupaten Wonogiri mengikuti pelatihan pemulasaran jenazah pasien positif Covid-19, Jumat (17/4/2020) di RSUD dr Soediran Mangoen Soemarso (SMS) Wonogiri. Kelima unsur adalah SAR, BPBD, PMI, anggota TNI dan kepolisian di Wonogiri.
Kepala Instalasi Pemulasaraan RSUD dr SMS Wonogiri, dr Lilik Tri Asmoro, mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir dan menolak pemakaman pasien Covid-19 di permakaman umum. Dia mengatakan perwakilan dari lima unsur diharapkan jika ada jenazah atau korban Covid-19 tidak hanya petugas rumah sakit yang menangani.
“Masyarakat bisa mandiri melakukan pemulasaraan jenazah. Namun relawan atau masyarakat bisa menangani juga,” katanya.
Jadi, tegasnya, warga tidak usah khawatir ketika terjadi lonjakan korban Covid-19 karena petugas dan relawan bisa menangani. Pelatihan dilakukan sehari. Peserta langsung diajak praktik di kamar jenazah RSUD SMS Wonogiri.
Apakah cukup dengan 24 orang untuk menangani wilayah Wonogiri? Lilik menjelaskan ke-24 peserta merupakan unsur organisasi sehingga bisa berbagi ilmu dengan teman-temannya. “Jadi peserta perwakilan dari setiap unsur [organisasi] dan bisa berbagi ilmu bisa ditularkan ke temen-temennya yang belum tahu. Tidak semuanya harus datang” jelasnya.
Lebih lanjut Kepala Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD dr SMS Wonogiri ini, berharap masyarakat tidak khawatir dan menolak jenazah pasien Covid-19 karena petugas telah melaksanakan prosedur penanganan pasien Covid-19. “Jadi tidak usah khawatir, tidak usah menolak karena jenazah sudah aman, penanganan sudah sesuai SOP.”
Pantauan Portalnya.ID, petugas pemulasaran mengenakan APD lengkap, kaus tangan, sepatu boots, dua masker, face shield, kacamata dan baju seperti wearpack plus penutup kepala. Jenazah berkali-kali disemprot disinfekfan setiap dibersihkan. Setelah dikafani dibungkus plastik tiga lapis.
Petugas seusai memandikan melepas satu per satu pakaian secara urut mulai dari sapu tangan kemudian cuci tangan dengan sabun hingga melepas sepatu boots. Setiap melepaskan bagian APD yang dikenakan cuci tangan dengan sabun. Sedangkan sebagian APD dimusnahkan dan sebagian lagi disemprot disinfekfan biar kembali steril.
APD sekali pakai disatukan dalam plastik dan dibuang sesuai mekanisme pemusnahan barang medis. APD itu seperti sarung tangan dan masker.
Peserta pelatihan dibagi dalam kelompok dengab masing-masing kelompok terdiri lima orang. Targetnya peserta bisa memandikan dan mengkafani jenazah secara baik dan benar, sesuai standar protokoler penanganan jenazah wabah virus corona.
Peserta mendapatkan pembekalan dan pengetahuan tentang tata cara memakai maupun saat melepas APD sebelum dan setelah mengurus jenazah Virus Corona.
Dandim 0728/Wonogiri Letkol (Inf) Imron Masyhadi, menekankan kepada seluruh anggota, agar memperhatikan detail apa-apa yang disampaikan dari dinas kesehatan, karena risiko yang sangat besar akan didapat apabila salah dalam penanganan jenazah yang terkena virus corona.
“ Perhatikan cara memakai APD yang benar dan secara urut satu persatu, terlebih pada saat melepas APD karena kita sudah kontak langsung dengan jenazah. Jangan sampai salah dalam menangani jenazah karena resiko tertular virus corona sangat besar.”
Hadir di acara itu, Dandim 0728/Wonogiri, Kapolres Wonogiri, AKBP Cristian Tobing, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri, dr Adhi Dharma, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto. (Triantotus)