Portalika.ID [SOLO] – Lima mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang tergabung ke dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM RE) 2022 menciptakan plester hidrogel untuk penyembuhan luka diabetes. Kelima mahasiswa tersebut Risma Rahmawati dari mahasiswa Program Studi (Prodi) Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS, Annisa Firda Lestari dari mahasiswa Prodi Kimia FMIPA UNS, Putri Regita Anggraini dari mahasiswa Prodi Biologi FMIPA UNS, Alfi Rizki A’yunin dari mahasiswa Prodi Farmasi FMIPA UNS, dan Rahmadita Irma Safitri dari mahasiswa Prodi Farmasi FMIPA UNS.
Penelitian ini juga lolos pendanaan PKM yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Tim PKM RE UNS yang diketuai Risma Rahmawati ini menciptakan PRIKAIYA (Plester Hidrogel Berbahan Dasar Batang Ubi Kayu dan Biji Pepaya Muda) sebagai solusi penyembuhan luka diabetes melitus yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aures.
“Inovasi tersebut hadir dilatarbelakangi karena berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2021, penderita diabetes di Indonesia mencapai 19,47 juta dan diperkirakan akan mencapai 28,57 juta pada tahun 2045. Peningkatan penderita Diabetes Melitus (DM) tentunya akan meningkatkan angka kejadian komplikasi terkait DM. Komplikasi umum yang sering dialami, yaitu ulkus diabetik yang menjadi penyebab utama dari amputasi dan kematian pada penderita diabetes,” tutur Risma Rahmawati disampaikan humas UNS, Senin, 28 November 2022.
Adapun plester yang dibuat dari limbah batang ubi kayu ini karena berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 total produksi ubi kayu di Indonesia mencapai 19.341.233 ton. Besarnya angka produksi ubi kayu menyebabkan limbah yang dihasilkan juga banyak, salah satunya limbah batang ubi kayu.
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola limbah batang ubi kayu menjadi sorotan tersendiri. Padahal batang ubi kayu memiliki kandungan selulosa sebanyak 56,82% yang dapat dimanfaatkan untuk membuat plester hidrogel dengan dikombinasikan biji pepaya muda yang memiliki aktivitas antibakteri yang tinggi pada bakteri Staphylococcus aureus yang ada pada ulkus diabetik.
“Hidrogel dianggap sebagai kandidat pembalut yang ideal karena memiliki permeabilitas dan biokompatibilitas yang baik, kemampuan untuk menyediakan lingkungan lembab untuk perbaikan luka, serta mengatasi kekurangan metode tradisional,” lanjut Risma Rahmawati.
Tim PKM RE UNS berharap dengan adanya PRIKAIYA ini dapat mengatasi berbagai permasalahan, di antaranya sebagai pengganti plester konvensional yang dapat lebih efektif untuk mempercepat penyembuhan luka diabetes.
“Selain itu, plester ini juga diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena plester ini dibuat dengan memanfaatkan limbah batang ubi kayu. Serta mampu meningkatkan nilai ekonomis dari limbah batang ubi kayu dan biji pepaya muda yang ketersediaannya sangat melimpah di Indonesia,” ujar Risma Rahmawati. (Trianto H Suryono)