Berita  

Efek endemi pada kesehatan psikologis publik

Endemi: Beban Psikologis yang Tak Terucap dalam Rutinitas Baru

Ketika suatu penyakit bertransformasi dari pandemi menjadi endemi, ancaman memang terasa berkurang secara akut, namun dampaknya terhadap kesehatan psikologis publik seringkali lebih halus, namun mendalam dan berkelanjutan. Endemi bukanlah akhir dari kekhawatiran, melainkan pergeseran bentuknya menjadi beban mental yang "normal" dan seringkali tak terucap.

1. Kelelahan Mental Kronis (Chronic Mental Fatigue): Berbeda dengan gelombang kepanikan akut pandemi, endemi membawa kecemasan tingkat rendah yang kronis. Masyarakat harus terus-menerus mengelola risiko, membuat keputusan tentang interaksi sosial, dan khawatir tentang gejala ringan. Ini menciptakan "kelelahan pandemi" yang bertransformasi menjadi "kelelahan endemi"—rasa jenuh dan letih mental karena harus selalu waspada tanpa ada "akhir" yang jelas.

2. Normalisasi Risiko dan Ambiguitas: Endemi mengajarkan kita untuk hidup berdampingan dengan ancaman. Proses "normalisasi risiko" ini bisa menimbulkan dilema kognitif. Di satu sisi, ada desakan untuk kembali ke kehidupan normal, namun di sisi lain, ketidakpastian tentang mutasi virus, efektivitas vaksin jangka panjang, atau dampak kesehatan pasca-infeksi (long-term effects) tetap ada. Ambiguitas ini memicu kecemasan yang menetap, membuat individu sulit merasa aman sepenuhnya.

3. Perubahan Pola Sosial dan Konflik Internal: Endemi mengubah interaksi sosial. Norma-norma baru seperti menjaga jarak atau penggunaan masker di situasi tertentu bisa menjadi permanen. Perbedaan toleransi risiko antar individu juga dapat menciptakan gesekan sosial atau isolasi bagi mereka yang merasa lebih rentan. Secara internal, individu mungkin bergulat dengan perasaan bersalah (jika sakit) atau frustrasi karena harus terus beradaptasi dengan kondisi yang terus berubah.

Singkatnya, endemi bukan hanya tantangan medis, tetapi juga maraton psikologis. Penting bagi individu dan komunitas untuk mengakui beban psikologis ini, memprioritaskan kesehatan mental, membangun resiliensi, dan menciptakan ruang dialog untuk saling mendukung dalam menghadapi "normal baru" yang penuh tantangan ini. Endemi mungkin telah menjadi bagian dari lanskap kesehatan kita, tetapi dampaknya terhadap jiwa tidak boleh diabaikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *