
Portalika.ID [SOLO]-Sistem zonasi atau area dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sekolah negeri berdampak kepada sekolah swasta. Saat ini sekolah swasta justru kesulitan mendapat murid dan siswa cenderung ke sekolah negeri akibat penerapan sistem zonasi.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Ikatan Kepala Sekolah Swasta (IKSS) Solo, Riyadi Marjono disela-sela acara peringatan Haornas 2020. IKSS Solo menggelar Liga Air Soft Gun, Jumat lalu. “Seharusnya pemerintah memperhatikan sekolah swasta yang telah ikut turut andil dalam mencerdaskan bangsa. Saat ini [sekolah swasta] justru kesulitan mendapat murid dan siswa cenderung ke sekolah negeri akibat diterapkannya sistem zonasi,” tegasnya.

Terkait hal itu, para kepala sekolah mengadakan kegiatan liga persahabatan antarkepala sekolah swasta dengan bermain airsoft gun. Liga tersebut sekaligus memperingati Haornas di tengah pandemi covid-19. Kegiatan tersebut sebagai upaya pengelola sekolah swasta di Solo terhadap lesunya dunia pendidikan bagi sekolah swasta.
Pandemi covid-19 dirasakan oleh pelaku pengelolaan sekolah swasta. Hal ini tidak menyurutkan para kepala sekolah yang tergabung dalam IKSS. Sekitar 25 kepala sekolah swasta dalam aksi tembak reaksi three on three di Arena Airsoft Gun halaman SMP Muhammadiyah 5 Kota Solo.
Haornas diperingati sejak Tahun 1983 di Kota Solo tanggal 9 September 1983. Pencanangan Haornas dilakukan seiring peresmian purna pugar Stadion Sriwedari oleh Presiden Soeharto. Bagi IKSS SMP swasta di Solo peringatan Haornas kali ini bermakna untuk mengorbankan semangat yang terus berkembang di kalangan sekolah swasta terutama sekolah swasta SMP atau MTs.
Ketua iKSS Surakarta, Riyadi Marjono, menyatakan sekolah swasta ikut mendukung pemerintah. “Kami punya andil besar bahkan sebelum negara ini terbentuk. Sekolah swasta sudah ada sehingga diharapkan masyarakat masih menaruh kepercayaan kepada sekolah swasta yang tulus dalam mencerdaskan bangsa meski terdapat biaya sekolah nantinya.” (Naharudin)