
Portalika.ID [WONOGIRI]-Kejayaan olahan kopi Indonesia di masa kolonial coba dibangkitkan lagi. Di jaman kolonial kopi Indonesia menjadi sajian minuman bagi warga Eropa. Pemerintah mendorong budidaya kopi karena produksi saat ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Kopi Desa Brenggolo, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri diharapkan terkenal di mancanegara setelah memiliki rumah produksi kopi di Dusun Gemawang. Rumah kopi dan perlengkapan senilai Rp1 miliar.
Rumah produksi kopi itu diresmikan oleh anggota Komisi IV DPR RI, Luluk Nur Hamidah, Jumat (30/10/2020). Peresmian dilakukan sederhana dengan potong tumpeng. Luluk mengatakan petani selalu dalam perjuangan dan kesusahan. “Sejak saya kecil sampai sekarang petani dalam posisi memprihatinkan. Harga panen produksi tani belum berpihak ke petani. Semoga ikhtiar petani terus-menerus ini akan terbuka kebaikan. Saya ingin jadi temen petani. Ikhtiarnya, dengan membawa alat pertanian ke petani dan digunakan. Hasil produksi bisa dikenal di masyarakat luar Wonogiri,” katanya.
Di hadapan petani anggota FPKB itu tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Saat bercerita di jaman kecilnya tak terasa pernyataannya tertahan. Suasana menjadi hening sesaat. Luluk pun menyatakan kebutuhan kopi cukup besar. Dia berharap rumah produksi kopi Brenggolo mampu menjadi bagian mengisi kekurangan tersebut. “Indonesia baru penuhi sebagian belum cukup. Taksih butuh banyak, pemerintah mendorong tanam kopi seluas-luasnya dan diproduksi massal. Indonesian pernah terdepan dan kami ingin mengembalikan lagi kejayaan kopi Indonesia. Kami berharap generasi milenial bisa mengolah kopi siap dinikmati,” jelasnya.

Kepala Seksi Pelayanan Desa Brenggolo, Suyanto, menjelaskan ada 25 hektare lahan siap ditanami kopi. Ke-25 hektare itu terbagi atas lahan milik warga dan perhutani. “Saat ini 15 hektare lahan milik perhutani sudah sebagian ditanami kopi dan 10 hektare lahan warga juga ditanami.”
Menurutnya ada tiga jenis kopi ditanam warganya yakni jenis Liberika, Robuska dan Arabika. “Harga tergantung kemasan dan olahan. Mulai Rp8.000 dengan berat 60 gram sampai Rp40.000 berat 200 gram. Kopi panen setahun sekali selama tiga bulan. Panen kopi bagus di bulan Mei,” jelasnya.
Lebih lanjut dia menyatakan hasil panen terjelek dari 1.000 batang tanaman kopi menghasilkan dua kuintal namun dengan jumlah yang sama jika kondisi bagus bisa menghasilkan satu ton. Saat ini, ujarnya, kopi Brenggolo sudah dipasarkan ke berbagai pulau di Indonesia seperti Bali, Makassar, Lombok, Jawa dan sebagainya. (Suryono)