
Portalika.ID [SOLO]-Tiga mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil membuat fungisida berbahan kulit jeruk pamelo. Melalui produk inovasi yang dibuat, mereka meraih juara harapan 1 pada ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) yang diselenggarakan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara (USU).
Menurut Deputi Humas UNS, Dr Intan Novela, Selasa (24/3/2020), kompetisi diikiti 15 finalis dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kompetisi memperebutkan piala Dekan FMIPA USU dan digelar 12-16 Maret 2020. Tiga mahasiswa UNS adalah Ahmad Imam Syafii, Gallanta Andre dan Adita Muskharini.
Mereka membuat fungisida organik dari kulit jeruk pamelo. Fungisida ini mampu mencegah kebusukan pada buah tanaman tomat yang diakibatkan oleh jamur Thanatephorus cucumeris. Kelebihan dari fungisida ini adalah ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
Terlebih fungisida pada buah-buahan akan menempel pada buah sehingga akan terserap masuk ke tubuh manusia ketika dikonsumsi.
“Fungisida yang kami buat lebih aman dan ramah lingkungan dibandingkan fungisida kimia yang dapat merusak lingkungan dan berbahaya terhadap kesehatan manusia,” ujar Ketua tim, Ahmad Imam Syafii seperti ditirukan Intan.
Dia menjelaskan cara membuat fungisida berbahan kulit jeruk pamelo yakni dengan metode ekstraksi yang di maserasi dengan menggunakan etanol, kemudian dilakukan destilasi dengan menggunakan rotary evaporator.
Sebelum membawa produk untuk diikutkan dalam kompetisi, mereka menguji di lapangan terhadap tanaman tomat. Hasilnya dapat mengurangi lingkar pertumbuhan hifa jamur Thanatephorus cucumeris. Namun, fungisida organik ini belum bisa bekerja secara intens seperti fungisida kimia yang dapat mematikan jamur secara instan dalam waktu yang cepat.

Oleh karena itu penggunaan fungisida ini disarankan untuk disemprotkan pada tanaman yang belum terserang jamur Thanatephorus cucumeris untuk mencegah adanya serangan jamur yang menyebabkan buah tomat menjadi busuk. Dia berharap inovasinya ini mampu meminimalisir limbah kulit jeruk pamelo dan kedepannya dapat bekerjasama dengan dinas terkait. “Semoga produk kami bisa bermanfaat untuk orang banyak terutama masyarakat yang ada di wilayah Kabupaten Magetan karena Magetan merupakan salah satu penghasil jeruk pamelo terbesar di Indonesia. Selain itu, kami juga berharap bisa bekerjasama dengan masyarakat atau petani dan Dinas Pertanian Magetan untuk mengembangkan produk ini.” (Trianto Hery Suryono)