
Portalika.ID [BOYOLALI]-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali menyerahkan dana hibah tiga tahun terakhir ke PMI Boyolali. Dana hibah itu dimaksudkan sebagai penunjang operasional.
Setiap tahun dikucurkan dana senilai Rp1 miliar. Pernyataan itu disampaikan Asisten Bidang Administrasi Umum, Wiwis Trisiwi saat mewakili Bupati Boyolali, Seno Samudra, Jum’at (20/12/2019) di acara Temu Donor PMI Boyolali 2019 di Pendapa Ageng, Kompleks Kantor Pemkab Boyolali.
“Pemkab [Boyolali] memberi dana hibah tiga tahun berturut-turut sebagai penunjang operasional PMI. Per tahun Rp1 miliar,” katanya.
Tahun 2019 ini, ujarnya, bantuan dana hibah senilai Rp2 miliar ke PMI dikembalikan. “PMI menginginkan gedung baru. Aspirasi itu akan kami sampaikan dan semoga gedung baru PMI terwujud.”
Lebih lanjut Wiwis, menyatakan tahun 2019 dana hibah penunjang operasional diwujudkan mobil ambulans, motor dan mobil Operasional. menegaskan, menjelaskan pendonor darah PMI sebagai pahlawan perikemanusiaan. “Relawan donor darah langsung implementasi. Tidak hanya omong nilai-nilai Pancasila sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab tetapi sudah melakukan,” jelasnya.
Ketua PMI Boyolali, Ir Cahyo Sumarso, menegaskan kebutuhan darah per tahun sejumlah 1.000 kolf. “PMI [Boyolali] mampu memproduksi 2.000 kolf hingga 3.000 kolf per tahun sedangkan kebutuhan 1.000 kolf sehingga sudah tercukupi.”


Wakil rakyat DPRD Jateng Komisi B ini, menyatakan PMI selektif dalam menghimpun donor darah agar manfaatkan darah tidak sia-sia. Pendonor darah itu bisa demi kemanusiaan.”
Cahyo juga mengatakan dana hibah Pemkab Boyolali untuk PMI senilai Rp1 miliar digunakan untuk mobil ambulans, seragam relawan, peralatan lain, motor trail. Ketua PMI Jateng, Imam Triyanto, menyebutkan tiga sebutan pendonor darah.
Pertama, pendonor adalah dermawan sejati karena mendonorkan darah setulusnya. Kedua, tokoh pluralisme. “Pendonor darah bersungguh-sungguh karena darah yang didonorkan untuk siapa saja,” tegasnya.
Ketiga, ujarnya, sebagai pemerhati kesehatan karena setiap akan diambil darahnya diperiksa. “Darah sehat menunjukkan pendonor sehat karena dilakukan pemeriksaan sebelum diambil darahnya. Setetes darah mampu selamatkan nyawa orang lain ”
Imam menyatakan 99% kebutuhan darah di Jateng tercukupi sendiri di Jateng. “Darah Boyolali tidak hanya untuk Boyolali demikian sebaliknya. Di Soloraya sudah terjalin koordinasi sehingga kebutuhan darah bisa saling mencukupi.”
Sementara itu, Ketua panitia, Agung, terdapat 170 peserta temu donor darah. Mereka sudah berdonor sebanyak 10 kali, 25 kali, 50 kali dan 100 kali. Pendonor 10 kali dan 25 kali mendapat piagam penghargaan. (Hery Suryono)