Wapres Tekankan Penguatan Ekosistem AI Nasional di Forum AI

Wakil Presiden Republik Indonesia menegaskan pentingnya penguatan ekosistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) nasional dalam forum AI internasional yang digelar di Jakarta pekan ini. Forum ini menjadi momentum strategis bagi Indonesia untuk menegaskan komitmennya dalam mengembangkan teknologi AI yang aman, inklusif, dan produktif bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dalam sambutannya, Wapres menekankan bahwa AI bukan sekadar alat teknologi, tetapi juga pendorong transformasi ekonomi dan sosial. “Pengembangan AI harus menjadi bagian dari strategi nasional yang memperkuat daya saing, mendorong inovasi, dan menciptakan peluang kerja bagi generasi muda,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, akademisi, industri, dan start-up menjadi kunci utama dalam membangun ekosistem AI yang berkelanjutan.

Forum ini menghadirkan sejumlah pemimpin teknologi dunia, praktisi AI, dan pakar akademik yang berbagi pengalaman serta best practice pengembangan AI di berbagai negara. Diskusi utama menyoroti isu etika AI, keamanan data, dan regulasi yang adaptif, yang dinilai krusial agar Indonesia mampu memanfaatkan AI secara maksimal tanpa menimbulkan risiko sosial maupun ekonomi.

Menurut Wapres, penguatan ekosistem AI nasional harus mencakup tiga pilar utama: infrastruktur digital yang andal, talenta manusia yang kompeten, dan regulasi yang berpihak pada inovasi. Infrastruktur yang handal akan memastikan akses dan pemanfaatan AI secara merata di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil. Sementara itu, pengembangan talenta AI melalui pendidikan formal dan pelatihan vokasi akan menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing di kancah global.

Selain itu, Wapres menekankan pentingnya regulasi yang fleksibel namun tegas, untuk melindungi hak data pribadi masyarakat sekaligus mendorong inovasi teknologi. Ia mencontohkan keberhasilan beberapa negara dalam membangun ekosistem AI yang beretika dan produktif, sebagai inspirasi bagi Indonesia. “Kita harus belajar dari pengalaman internasional, sambil tetap menyesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan nasional,” tambahnya.

Para peserta forum juga menyoroti peluang ekonomi yang ditawarkan AI. Sektor seperti kesehatan, pertanian, energi, dan manufaktur dinilai memiliki potensi besar untuk ditingkatkan produktivitasnya melalui implementasi AI. Misalnya, AI dapat membantu petani memprediksi musim tanam dan hasil panen secara lebih akurat, meningkatkan efisiensi energi melalui sistem smart grid, serta mempercepat proses produksi industri dengan robotik cerdas.

Forum ini menjadi wadah penting bagi Indonesia untuk membangun jaringan kerja sama internasional di bidang AI. Wapres mengungkapkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk aktif terlibat dalam kolaborasi global, termasuk penelitian AI, pertukaran talenta, dan proyek inovasi bersama. Kolaborasi ini diyakini akan mempercepat penguasaan teknologi dan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam ekosistem AI global.

Di akhir sesi, Wapres menekankan bahwa penguatan ekosistem AI nasional bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang mempersiapkan masyarakat Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0. Dengan strategi yang tepat, Indonesia berpeluang menjadi pusat inovasi AI di Asia Tenggara, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

Kesimpulan
Forum AI di Jakarta menegaskan bahwa penguatan ekosistem AI nasional menjadi prioritas strategis pemerintah. Melalui kolaborasi multi-stakeholder, pengembangan talenta, infrastruktur digital, dan regulasi yang adaptif, Indonesia berupaya menjadikan AI sebagai pendorong inovasi, produktivitas, dan daya saing global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *