Lebih lanjut, pria asal Tulungagung ini mengaku ikut orang keturunan China di Brunei Darussalam dan menjadi tuan tanah. Sistem penggajian dibuat bulanan.
“Kalau gaji, itu (sistem) gaji bulan (bulanan). Setiap bulan,” terangnya.
Adapun untuk tugasnya sendiri, Wahyu mengaku memiliki tugas utama sebagai pengawas dimana lahan pertanian akan dikerjakan oleh tenaga kerja lainnya.
Meskipun begitu, aktual di lapangan tetap menuntutnya untuk terjun ke sawah dan mandi lumpur bersama buruh tani lainnya.
“Kalau saya ya cuma kontrol, yang ngurus ada dua orang. Ini 30 hektar, sampai sana 60 hektar,” terang Wahyu.
“Tapi ya kami mesti turun ke lapangan. (Ikut) tanam padi, motong padi,” sambungnya.
Lalu, berapa gaji bulanan yang diterima selama menjadi petani di Brunei Darussalam? Wahyu mengaku mendapatkan gaji di nominal Rp6 jutaan sebulan.
Nominal ini masih ditambah dengan bonus, yakni ketika hasil panen mencapai target yang ditetapkan pemilik lahan.
“Kisarannya sekitar 600 dolar Brunei (sekitar Rp6 jutaan). Mudah-mudahan ini memenuhi target, nanti ada bonus,” ungkapnya.
