Berita  

Masalah pelanggaran HAM di area bentrokan bersenjata

Api Konflik, Abu Kemanusiaan: Pelanggaran HAM di Zona Perang

Zona konflik bersenjata, alih-alih menjadi medan pertarungan antar militer, seringkali berubah menjadi neraka bagi warga sipil dan ladang subur bagi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Ini bukan sekadar insiden terpisah, melainkan pola mengerikan yang berulang di setiap garis depan konflik, dari timur hingga barat.

Pelanggaran HAM di area ini sangat beragam dan brutal. Mulai dari pembunuhan di luar hukum, penyiksaan, kekerasan seksual sebagai senjata perang, penggunaan anak-anak sebagai tentara, penargetan fasilitas medis dan sekolah, hingga pemindahan paksa massal (pengungsian). Pelaku pelanggaran ini tidak terbatas pada satu pihak; baik aktor negara maupun kelompok bersenjata non-negara seringkali terlibat, memanfaatkan kekacauan dan runtuhnya tatanan hukum untuk mencapai tujuan mereka.

Penyebab utamanya adalah runtuhnya tatanan hukum, impunitas, dan dehumanisasi musuh yang terjadi di tengah gejolak perang. Dampak jangka panjangnya menghancurkan kohesi sosial, meninggalkan trauma mendalam bagi para korban, dan menghambat pembangunan bertahun-tahun pasca-konflik. Padahal, ada kerangka hukum internasional, seperti Hukum Humaniter Internasional (HHI) dan Hukum HAM, yang secara jelas melarang tindakan-tindakan ini dan menuntut pertanggungjawaban. Namun, kepatuhan seringkali menjadi korban pertama dalam kancah perang.

Untuk menghentikan lingkaran kekerasan ini, memastikan akuntabilitas, melindungi warga sipil, dan menegakkan keadilan adalah keharusan mutlak. Tanpa penegakan HAM yang tegas, setiap konflik bersenjata akan terus menjadi catatan kelam kegagalan kemanusiaan.

Exit mobile version